Rabu, 29 Februari 2012

Nyeri Haid


Ooooooaaaaaahhhhhheeeeemmmmmm….
Apa kabar anda hari ini?
Untuk artikel edisi tahun kabisat ini, saya akan sedikit mengulas tentang sesuatu yang berkaitan dengan (lagi-lagi) reproduksi wanita. Apakah itu? Jeng jeng jeng. Nyeri haid.
Yup, masalah yang satu ini saya masukan ke artikel ini karena banyak dari teman saya yang wanita, mengeluhkan tentang nyeri yang muncul sebelum dan saat mereka sedang haid. Sebenarnya kenapa sih bisa nyeri? Dan bagaimana penanganannya? Silahkan disimak ya…

 Ilustrasi Nyeri haid (google)

Nyeri haid atau dismenorrhoe adalah nyeri kejang otot (spasmodik) diperut bagian bawah dan menyebar kesisi dalam paha atau bagian bawah pinggang yang terjadi menjelang haid atau selama haid akibat kontraksi otot rahim. Ada beberapa penyebab dari nyeri haid ini. Secara garis besar, penyebab nyeri haid ada yang bersifat primer dan ada yang juga yang bersifat sekunder. Nyeri haid primer adalah perasaan sakit dibagian perut bawah yang terjadi karena ketidak seimbangan hormon, aktivitas fisiologis dari rahim dan tanpa adanya kelainan pada rongga pelvis (panggul). Nyeri haid primer termasuk kontraksi rahim, lepasnya dinding rahim akibat dari peningkatan prostaglandin. Hal lain yang termasuk dalam “paket” nyeri haid adalah kecemasan yang berlebihan. Makanya emosi wanita yang sedang haid itu sering labil dan “galau”. Nyeri haid primer ini dialami oleh sebagian besar wanita normal. Sedangkan nyeri haid sekunder ditandai dengan adanya kelainan pada rongga pelvis. Bisa saja diakibatkan oleh karena adanya kista, mioma, atau bisa juga karena adanya tumor pada rahim.
Pada saat menstruasi, secara fisiologis rahim akan berkontraksi untuk mengeluarkan lapisan endometrium rahim yang terlepas. Lapisan ini sebelumnya telah dibentuk di dalam rahim untuk mempersiapkan kehamilan, karena nantinya sel telur yang telah dibuahi sperma akan “tertanam” dilapisan ini. Tetapi, karena sel telur matang yang telah keluar dari indung telur tidak ada yang membuahi, maka sel telur itu akan mati dan merangsang peluruhan (pengelupasan) dari lapisan endometrium rahim. Lapisan inilah yang nantinya akan dikeluarkan saat haid. Karena lapisan ini kaya akan pembuluh darah, itulah sebabnya peluruhan lapisan ini disertai dengan keluarnya darah dengan volume yang beragam. Otot rahim berkontraksi dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan terjadinya spasme (kekakuan/kejang) otot. Inilah yang dapat menyebabkan nyeri pada haid. Kontraksi otot polos pada rahim sebenarnya juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Hal ini mengacu pada susunan histologi (sel) dari otot polos, dimana posisi kerangka sel otot polos (aktin dan miosin) terletak saling silang, sehingga menghasilkan kontraksi yang amat kuat dan menyebabkan nyeri haid.
Biasanya nyeri haid akan dirasakan oleh remaja dan dewasa muda. Gejala nyeri haid akan berkurang bahkan hilang bila wanita tersebut telah hamil dan melahirkan. Ini karena saat terjadi kehamilan, terjadi regangan pada rahim yang dapat membuat ujung syaraf di rongga panggul dan rahim menjadi rusak. Bila nyeri haid masih dirasakan setelah melahirkan ataupun pada usia lebih dari usia dua dekade, hendaknya diperiksakan ke dokter untuk memeriksakan secara dini kemungkinan-kemungkinan terjadinya kelainan (baik anatomis maupun patologis) pada rongga pelvis dan rahim.
Ada beberapa cara untuk mencegah dan mengobati nyeri haid ini. Solusi pertama yang murah meriah adalah dengan cara olahraga dengan teratur serta latihan peregangan otot sekitar panggul sehingga dapat melancarkan aliran darah pada tubuh. Selain itu, kompres dengan menggunakan kain hangat dapat membantu menghilangkan rasa nyeri saat haid. Teknik pemijatan, aroma terapi dan mandi dengan menggunakan air hangat juga patut untuk dicoba. Untuk mengobati nyeri haid dengan menggunakan obat-obatan, dapat dengan menggunakan obat penghilang nyeri. Namun, hendaknya dengan pengawasan dan anjuran dokter. Terutama bila nyeri yang dirasakan sangat hebat dan obat tersebut digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk nyeri haid haid sekunder, nyeri ditangani menurut penyebab utamanya. Misalnya saja bila disebabkan oleh tumor, maka dilakukan operasi pengangkatan tumor itu sendiri.
Nah itu dia sedikit ulasan tentang nyeri haid. Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Salam Saya
Nb: dari berbagai sumber

Minggu, 26 Februari 2012

Tuberkulosis Kutis


Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Jalan masuk kedalam tubuh biasanya melalui inhalasi, atau yang pada umumnya adalah dengan meminum susu sapi yang tidak dipasteurisasi. Tuberkulosis telah dan masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Tuberkulosis merupakan suatu penyakit infeksi yang berefek pada paru – paru, kelenjar getah bening, tulang dan persendian, kulit, usus dan organ lainnya. Salah satu dari jenis tuberkulosis ini adalah tuberkulosis kutis.

Epidemiologi
Faktor predisposisi terjadinya tuberkulosis kutis diantaranya adalah kemiskinan, gizi kurang, penggunaan obat-obatan secara intravena, dan status imunodefisiensi. Tuberkulosis kutis pada umumnya ditemukan pada bayi dan orang dewasa dengan status imunodefisiensi. Frekuensi terjadinya penyakit ini pada wanita dan pria adalah sama. Penyakit ini dapat terjadi di belahan dunia manapun, terutama di Negara – Negara berkembang dan negara tropis. Di negara berkembang termasuk Indonesia, tuberculosis kutis sering ditemukan. Penyebarannya dapat terjadi pada musin hujan dan diakibatkan karena gizi yang kurang dan sanitasi yang buruk. Prevalensinya tinggi pada anak – anak yang mengonsumsi susu yang telah terkontaminasi Mycobacterium bovi .Tuberkulosis kutis dapat ditularkan melalui inhalasi, ingesti, dan inokulasi langsung pada kulit dari sumber infeksi. Selain manusia, sumber infeksi kuman tuberkulosis ini juga adalah anjing, kera dan kucing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini sering terkait dengan faktor lingkungannya ataupun pekerjaannya. Biasanya penyakit ini sering ditemukan pada pekerjaan seperti ahli patologi, ahli bedah, orang-orang yang melakukan autopsi, peternak, juru masak, anatomis, dan pekerja lain yang mungkin berkontak langsung dengan M. tuberculosis ini, seperti contohnya pekerja laboraturium. Sekarang, dimasa yang semakin efektifnya pengobatan tuberkulosis sistemik, tuberkulosis kulit semakin jarang ditemui. Data insiden dari penyakit ini menurut beberapa rumah sakit memperkirakan angka sekitar 1-4%, walaupun itu bukan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Di negara-negara barat, frekuensi yang terbanyak terjadi adalah bentuk lupus vulgaris. Sedangkan untuk daerah tropis seperti Indonesia, yang paling sering terjadi adalah skrofuloderma dan tuberkulosis kutis verukosa. Tuberkulosis kutis menyerang tanpa memandang jenis kelamin dan umur. Tetapi, insiden terbanyak terjadi antara dekade 1-2.

Etiologi
Tuberkulosis kutis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh Mycobacterium bovis dan terkadang juga dapat disebabkan oleh vaksin Bacillus Calmette-Guerin. Tuberkulosis kutis terjadi saat bakteri mencapai kulit secara endogen maupun eksogen dari pusat infeksi. Klasifikasi tuberculosis kutis yaitu tuberculosis kutis yang menyebar secara eksogen (inokulasi tuberculosis primer, tuberculosis kutis verukosa), secara endogen (Lupus vulgaris, skrofuloderma, tuberculosis kutis gumosa, tuberculosis orifisial, tuberculosis miliar akut) dan tuberkulid (Liken skrofulosorum, tuberkulid papulonekrotika, eritema nodosum). Tuberkulosis kutis, seperti tuberkulosis paru, terutama terjadi di negara yang sedang berkembang. Insidensi di Indonesia kian menurun sejalan dengan menurunnya tuberkulosis paru. Hal itu tentu disebabkan oleh kian membaiknya keadaan ekonomi. Bentuk-bentuk yang dahulu masih terdapat sekarang telah jarang terlihat, misalnya tuberkulosis kutis papulonekrotika, tuberkulosis kutis gumosa, dan eritema nodusum.

Bakteriologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman yang bersifat aerob dan merupakan patogen pada manusia, dimana bakteri ini bersifat tahan asam sehingga biasa disebut bakteri tahan asam (BTA), dan hidupnya intraselular fakultatif. Artinya, bakteri ini tidak mutlak harus berada didalam sel untuk dapat hidup. Mikobakterium tuberkulosis mempunyai sifat-sifat yaitu berbentuk batang, tidak membentuk spora, aerob, tahan asam, panjang 2-4/µ dan lebar 0,3-1,5/µ, tidak bergerak dan suhu optimal pertumbuhan pada 370 C. Bakteri ini merupakan kuman yang berbentuk batang yang lebih halus daripada bakteri Mycobekterium leprae, sedikit bengkok dan biasanya tersusun satu-satu atau berpasangan.

Patogenesis
Cara infeksi dari kuman M. Tuberculosis ini ada 6 macam yaitu penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma, inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis kutis orifisialis, penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris, penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris, penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris, atau bisa juga kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.
Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik adalah sifat kuman, respon imun tubuh saat kuman ini masuk kedalam tubuh ataupun saat kuman ini sudah berada didalam tubuh serta jumlah dari kuman tersebut. Respon imun yang berperan pada infeksi M. tuberculosis adalah respon imunitas selular. Sedangkan peran antibodi tidak jelas atau tidak memberikan imunitas.
Bila terjadi infeksi oleh kuman M. Tuberculosis ini, maka kuman ini akan masuk jaringan dan mengadakan multiplikasi intraseluler. Hal ini akan memicu terjadinya reaksi jaringan yang ditandai dengan datang dan berkumpulnya sel-sel leukosit dan dan sel-sel mononuklear serta terbentuknya granuloma epiteloid disertai dengan adanya nekrosis kaseasi ditengahnya. Granuloma yang terbentuk pada tempat infeksi paru disebut ghonfocus dan bersamaan kelenjar getah bening disebut kompleks primer adalah tuberculous chancre. Bila kelenjar getah bening pecah timbul skrofuloderma .

Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi dari tuberkulosis kutis ini. Yang paling sering digunakan adalah klasifikasi menurut ada atau tidaknya bakteri penyebabnya. Sehingga tuberkulosis kutis ini dibedakan menjadi tuberkulosis kutis sejati dan tuberkuloid. Pada tuberkulosis sejati, ditemukan basil TB pada lesinya. Sedangkan pada tuberkuloid tidak ditemukan adanya basil. Tuberkulosis sejati ini dibagi lagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Yang dimaksud dengan primer ini adalah lesi yang terjadi karena infeksi eksogen pada penderita yang belum pernah terpapar dengan M. Tuberculosis sebelumnya. Pada tuberkulosis sekunder, terjadi reinfeksi baik itu reinfeksi lokal maupun general pada individu yang pernah terinfeksi sebelumnya. Yang termasuk dalam kategori tuberkulosis sekunder adalah TB kutis miliaris, skrofuloderma, TB kutis verukosa, TB kutis gumosa, TB kutis orifisialis, lupus vulgaris.
Adapun yang dimaksudkan dengan tuberkuloid merupakan reaksi hipersensitifitas dari individu yang sebelumnya telah sensitif dengan kuman TB. Bentuk dari tuberkuloid ini sendiri dibagi lagi menjadi 2 bentuk yaitu tuberkuloid dalam bentuk papul dan tuberkuloid dalam bentuk granuloma dan ulseronodulus.

Gambaran Klinik dan Histopatologi
Pada umumnya, gambaran dari TB kutis ini adalah pada epidermisnya tampak adanya hiperkeratosis dan akantosis. Pada reaksi radang yang akut, sering dengan gambaran adanya abses di lapisan ini. Pada deermis tampak adanya nekrosis kaseosa. Gambaran klinis yang khas menurut penyakitnya pada tuberkulosis sejati adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Inokulasi TB primer
  1. TB chancre atau kompleks primer TB (TB inokulasi primer)
Bentuk ini merupakan hasil inokulasi primer kuman TB pada kulit orang yang belum pernah terkena kuman TB sebelumnya atau pada orang-orang yang tidak mempunyai imunitas terhadap kuman TB. Gambarannya dapat berbentuk papul, pustul atau ulkus indolen, berdinding tergaung dan disekitarnya livid. Masa tunas 2-3 minggu, limfangitis dan limfadenitis timbul beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah afek primer, pada waktu tersebut reaksi tuberkulin menjadi positif. Histopatologinya yaitu pada fase awal menunjukkan gambaran radang akut dengan nekrosis dan banyak basil tahan asam. Pada stadium lanjut dijumpai kaseasi bersamaan dengan lenyapnya basil.
  1. TB miliar kulit (TB kutis miliaris diseminata)
Tipe ini biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak dengan status imunokompromise. Akan ditemukan adanya lesi primer pada paru dan lesi yang muncul secara mendadak dan tersebar diseluruh badan berupa papula, vesikel, pustula dengan atau tanpa nekrosis diatasnya. Diagnosis banding dari kelainan ini adalah sifilis sekunder dan erupsi obat. Pada pemeriksaan histopatologinya menunjukkan adanya beberapa fokal nekrosis dan abses yang dikelilingi zona makrofag dan banyak basil tahan asam.
  1. Lupus vulgaris (TB luposa kutis)
Lebih sering terjadi pada wanita. Lupus vulgaris merupakan bentuk yang sering dan mengenai terutama pada bagian yang sering terpapar misalnya pada wajah dan ekstremitas. Gambaran klinis yang umum adalah kelompok nodus eritematosa yang berubah warna menjadi kuning pada penekanan (apple jelly colour). Penyembuhan spontan terjadi perlahan-lahan di suatu tempat, tetapi terjadi perjalanan di tempat lain, yang dapat ke perifer atau serpiginosa. Diagnosis banding untuk penyakit ini adalah SLE, sifilis tersier, sporotrikosis dan lepra. Gambaran histopatologinya  menunjukkan adanya struktur tuberkuloid pada dermis atas berupa granuloma epiteloid dengan sel-sel raksasa Langhans dan limposit.
  1. TB kutis verukosa (warty tubercuosis verrucanecrogenica)
Bentuk TB kulit yang timbul karena infeksi eksogen pada individu dengan imunitas baik. Perjalanan kliniknya berlangsung kronik beberapa bulan hingga tahun. Tempat predileksinya pada tungkai bawah dan kaki. Gambaran klinis biasanya berbentuk bulan sabit akibat penjalaran secara serpiginosa. Ruam terdiri atas papul-papul lentikuler di atas kulit yang eritematosa. Pada bagian yang cekung terdapat sikatriks. Diagnosis bandingnya adalah veruka, kromomikosis dan sporotrikosis. Gambaran histopatologinya yaitu pada epidermis dijumpai adanya hiperkeratosis, hipergranulosis, akantosis, dan papilomatosis diatas sebukan radang akut.
  1. Skrofuloderma (TB colliquativa cutis, TB gumma)
Skrofuloderma terjadi terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Perjalanan penyakit ini kronik dan sering kambuh. Fokus primer didapatkan pada daerah yang aliran getah beningnya bermuara pada kelenjar getah bening yang meradang. Dimulai dengan satu atau beberapa nodul indolen, keras dan dalam, dan melekat dengan kulit diatasnya. Setelah beberapa minggu, lesi menjadi kemerahan, melunak dan mengalami supurasi dan bila pecah, tepinya tidak teratur. Diagnosis bandingnya adalah aktinomikosis servikovasial, hidradenitis supurativa, limfogranuloma venereum, dan blastomikosis. Pada pemeriksaan histopatologinya, pada bagian tengah dari lesi akan terdapat ulkus dan abses. Banyak basil tahan asam. Semakin tua lesi, basil semakin susah ditemukan.
  1. TB kutis orifisialis
Merupakan bentuk dari TB kulit yang terjadi pada mukosa atau kulit sekitar orifisium. Ulkus berdinding tergaung, kemerahan, hemoragik, purulen dan sekitarnya livid. Terjadi karena autoinokulasi, perluasan limfogen atau hematogen pada penderita dengan imunitas kurang baik. Diagnosis bandingnya adalah ulkus durum, ulkus molle dan ulkus ulkus piogenik. Gambaran histopatologinya adalah biasanya berupa ulkus yang tidak spesifik. Nekrosis kaseasi dapat dijumpai pada dermis bagian dalam. Basil tahan asam mudah dijumpai.
Tuberkuloid memiliki perbedaan dengan tuberkulosis sejati dalam gambaran histopatologinya. Semua bentuk tuberkuloid biasanya tubuh sendiri, tidak dijumpai basil tahan asam pada lesi, ter tuberkulin pisitif kuat dan ada respon terhadap pengobatan anti-TB.
  1. Tuberkuloid papulonekrotik
Bentuknya biasanya simetrik pada bagian ekstensor anggota badan, berupa sekumpulan papula dengan nekrosis ditengahnya, kemudian menjadi krusta yang melekat dan membentuk jaringan nekrotik dalam waktu 8 minggu, lalu menyembuh dan meninggalkan sikatriks. Lama penyakit dapat bertahun-tahun. Diagnosis bandingnya adalah prurigo, folikulitis, dan sifilis pustular. Gambaran histopatologinya menampakkan adanya nekrosis pada dermis bagian atas, dikelilingi oleh radang nonspesifik. Yang khas adalah endarteritis, endoflebitis, dan trombosis.
  1. Likhen skrofulosorum
Merupakan bentuk tuberkuloid dengan erupsi likhenoid. Lesi biasanya terjadi di daerah leher pada anak yang menderita tuberkulosis tulang atau nodus limfatik. Kelainan kulit terdiri atas beberapa papul miliar, warna dapat serupa dengan kulit atau eritematosa. Tempat predileksi pada dada, perut, punggung dan daerah sacrum. Perjalanan penyakitnya dapat berbulan-bulan dan residif, jika sembuh tidak meninggalkan sikatriks. Diagnosis bandingnya adalah dermatitis seboroik, lepra tuberkuloid, sarkoidosis, keratosis folikularis dan likhen nitidus. Gambaran histologinya berupa granuloma tuberkuloid superfisial disekitar folikel rambut.
  1. Eritema induratum (Bazin)
Eritema induratum adalah suatu peradangan kronis dari pembuluh darah arteri dan vena bersifat jinak, dan disertai nekrosis lemak. Kelainan kulit berupa nodus-nodus indolen. Tempat predileksinya pada daerah fleksor. Perjalanan penyakit kronik residif. Diagnosis bandingnya adalah eritema nodosum, ektima, ENL, dan ulkus stasis. Gambaran histopatologinya bervariasi, tetapi tetap khas adanya vaskulitis dan panikulitis. Reaksi jaringan dapat nonspesifik atau berupa tuberkel dan sel raksasa Langhans dengan disertai nekrosis.
  1. Eritema nodusum
Kelainan kulit berupa nodus-nodus indolen terutama pada ekstremitas bagian ekstensor. Diatasnya terdapat eritema. Banyak penyakit yang juga dapat memberi gambaran klinis sebagai E.N., yang sering: lepra sebagai eritema nodusum leprosum, reaksi karena Streptococcus B Hemolyticus, alergi obat secara sistemik, dan demam reumatik.

Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis kutis ini berdasarkan atas anamnesa riwayat TB, pemeriksaan klinik umum, dan dermatologi. Untuk menegakkan diagnosis pasti, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan BTA, dan kultur.

Pengobatan
Pengobatan untuk tuberkulosis ini pada prinsipnya sama dengan pengobatan untuk tuberkulosis paru, karena kuman penyebabnya adalah sama-sama M. Tuberculosis. Pengobatannya terdiri dari kombinasi INH, rifampisin, ethambutol, atau streptomisin. Ada 3 alternatif regimen pengobatan jangka pendek, yaitu INH + rifampisin setiap hari selama 6 bulan, ditambah dengan ethambutol dan pyrazinamid setiap hari pada 2 bulan pertama, INH + rifampisin setiap hari selama 6 bulan, ditambah streptomisin dan pyrazinamid setiap hari selama 2 bulan pertama, atau bisa juga dengan INH + rifampisin setiap hari selama 9 bulan ditambah ethambutol setiap hari selama 2 bulan pertama.
Formula untuk pengobatan tuberkulosis ini dapat dituliskan sebagai berikut
dimana H=INH, 300 mg/hari, 10-20 mg/ kg BB/ hari, R=rifampi, 600 mg/hari, 10-20 mg/kg BB/hari, Z=pyrazinamid, 25 mg/kg BB/hari, E=ethambutol, 15 mg/kg BB/ hari.

Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik apabila pasien bersedia mengikuti terapi dengan bersungguh-sungguh dan selalu menjaga kebersihan badan serta lingkungan sekitarnya.

RINGKASAN
Tuberkulosis kutis adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Sifat dari kuman ini adalah aerob dan tahan asam. Tuberkulosis kutis ini umumnya menyerang orang-orang yang mempunyai imunitas rendah. Kuman ini dapat menginfeksi dengan 6 cara baik itu langsung melalui kulit ataupun penjalaran melalui organ tubuh lainnya. Klasifikasinya dapat dibedakan menjadi tuberkulosis sejati dan tuberkuloid, dimana tuberkulosis sejati ada yang primer dan sekunder, sedangkan jenis dari tuberkuloid ada yang dalam bentuk granuloma dan ulseronodulus. Pada umumnya, gambaran dari TB kutis ini adalah pada epidermisnya tampak adanya hiperkeratosis dan akantosis. Diagnosis tuberkulosis kutis ini berdasarkan atas anamnesa riwayat TB, pemeriksaan klinik umum, dan dermatologi. Diperlukan juga pemeriksaan BTA dan kultur. Formula untuk pengobatan TB kulit ini adalah 2 HRZE. Prognosis dari penyakit ini baik apabila pasien bersedia menjalani terapi tanpa putus obat dan dengan tetap menjaga kebersihan badan dan lingkungan sekitarnya.


Kayan Setiawan
Civitas Akademika Universitas Udayana

Kamis, 23 Februari 2012

Keputihan, apa ya itu???




Oooooaaaaahhhhhheeeeeeeeemmmmm…..
Hai para pembaca yang budiman, setelah mengalami hibernasi sekian lama, dalam kesempatan kali ini, saya akan membahas sedikit tentang keputihan. Topik ini saya angkat sesuai dengan permintaan dari salah seorang rekan saya (mereknya disensor), agar membahas tentang topik kesehatan reproduksi wanita. Setelah berpikir sejenak dengan memutar otak 180 derajat, maka dalam tulisan kali ini, saya mengangkat tentang keputihan.
Masalah keputihan sejak jaman bahula dulu sudah menjadi persoalan bagi para kaum hawa. Berbagai reaksi wanita bila dirinya terkena keputihan. Ada yang cuek saja dan mengganggap enteng, tetapi ada juga yang serius menanggapi masalah yang satu ini. Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya.
Keputihan secara garis besar dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu keputihan yang normal (fisiologis) dan keputihan yang abnormal (patologis). Bila pada wanita terjadi keputihan yang normal, maka cairan yang keluar itu tidak berwarna (bening), tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal. Penyebab dari keputihan yang fisiologis ini ada beberapa yaitu, menstruasi (muncul sebelum dan sesudahnya), pada saat wanita tersebut terangsang secara seksual, saat sedang stress, dan dapat terjadi pada remaja putri yang sedang pubertas. Jumlah cairan yang keluar bisa saja hanya sedikit, tetapi tak jarang juga cukup banyak. Namun, untuk keputihan yang fisiologis ini dapat hilang dengan sendirinya,bila faktor pencetusnya telah hilang.
Untuk keputihan yang bersifat abnormal, maka ciri-cirinya adalah kebalikan dari yang diatas. Cairan yang keluar dapat berbagai warna, bisa kuning, putih, bisa juga berwarna kehijauan. Cairan yang keluar juga berbau, serta dapat menimbulkan rasa gatal dan rasa yang tidak nyaman bagi penderita. Cairan yang keluar juga lebih kental dan lebih banyak. Keputihan jenis inilah yang tidak boleh di anggap remeh dan segera mungkin mendapatkan penanganan untuk menghindari hal-hal yang lebih fatal.
Keputihan yang abnormal ini disebabkan oleh infeksi. Infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Jika tidak segera ditangani infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Dari jenis cairan yang keluar, terkadang kita dapat menilai apa kira-kira penyebab dari keputihan tersebut. Misalnya saja jika cairan yang keluar kental, berwana kuning kehijauan dan bernanah, dapat diperkirakan disebabkan karena infeksi dari bakteri penyebab kencing nanah. Jika cairan yang keluar banyak berupa cairan encer berwarna kuning kelabu diperkirakan disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Dan bila keputihan disertai dengan bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
Adapun penyebab keputihan baik langsung maupun tidak langsung yaitu:
  1. Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
  2. Sering menggunakan WC umum yg kotor
  3. Tidak mengganti panty liner
  4. Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
  5. Sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain
  6. Kurang menjaga kebersihan vagina
  7. Kelelahan
  8. Stress
  9. Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
  10. Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
  11. Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
  12. Tinggal di daerah tropis yang lembap
  13. Lingkungan sanitasi yang kotor.
  14. Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
  15. Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
  16. Kadar gula darah tinggi
  17. Hormon yang tidak seimbang
  18. Sering menggaruk vagina
Pencegahan keputihan itu sendiri adalah dengan menjaga kebersihan organ reproduksi itu sendiri, termasuk kebersihan pakaian yang dipakai dan pemilihan bahan pakaian dalam. Hal ini disebabkan perbedaan daya serap keringat oleh berbagai bahan utama pakaian. Misalnya pakaian dengan bahan utama katun menyerap keringat lebih baik dari yang berbahan nilon. Berikut ini adalah tips lain yang dapat mencegah keputihan pada wanita.
- Membersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak menggangu kestabilan pH di daerah sekitar organ kewanitaan.
-  Hindari penggunaan bedak pada sekitar organ kewanitaan. Dalam satu sumber yang saya baca, ternyata ada salah satu kasus wanita yang memakai bedak pada daerah kewanitaannya dengan tujuan agar harum dan kering sepanjang hari. Ternyata, bedak memiliki partikel halus yang mudah terselip. Inilah yang akhirnya dapat menjadi tempat bersarangnya jamur dan bakteri ditempat itu.
-    Selalu keringkan bagian kewanitaan dan sekitarnya sebelum berpakaian.
-  Menggunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah dan lembab, usahakan cepat diganti dengan yang kering dan bersih.
-  Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Kain berbahan jeans memiliki poro-pori yang sangat rapat. Pilihlah pakaian berbahan non jeans agar sirkulasi udara disekitar daerah kewanitaan dapat terjaga.
-    Bila sedang haid, dianjurkan lebih sering berganti pembalut.
Bila terjadi keputihan yang bersifat abnormal (ataupun fisiologis dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama), dianjurkan segera memeriksakan diri. Hendaknya hindari mengobati diri sendiri (bagi masyarakat awam) agar dapat memperoleh pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Dengan demikian, diharapkan dapar terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut. Komplikasi dari keputihan bila tidak segera diobati ataupun sudah diobati namun tidak tuntas adalah infeksi dapat menjalar masuk ke rongga rahim, kemudian ke saluran telur atau bahkan sampai mengenai indung telur dan rongga panggul. Dan menurut sumber yang saya baca, tak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronik (bertahun-tahun) dapat menjadi steril atau mandul.
Dari berbagai sumber

Sabtu, 18 Februari 2012

Cara Menggunakan Kondom yang Baik dan Benar

Oooooooooooooaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhheeeeeeeeeeeeeemmmmmmmmm………….
Seperti biasa, dengan bergaya ala cacing kepanasan saya menggeliat geliat di atas tempat tidur yang (sekali lagi relatif) empuk ini. Dengan penuh rasa malas saya beranjak dari tempat tidur untuk melakukan ritual bangun pagi. Setelah “ritual” itu selesai, seperti hari hari biasanya, saya langsung menghidupkan laptop kesayangan dan mulai berselancar  di dunia maya. Perhatian saya tertuju pada komentar salah seorang teman saya (yang mereknya tidak dapat disebutkan dengan pertimbangan agar sang tersangka tidak mendadak tenar), agar membuat artikel ini sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya. Dan dengan sedikit ide segar, serta sedikit keterampilan mengolah data dan kata (buset dah), akhirnya semuanya saya tulis dalam artikel singkat di kesempatan kali ini.
Dalam artikel sebelumnya, saya sedikit mengulas tentang keamanan dari kondom. Nah dalam artikel kali ini, saya akan mencoba untuk (sedikit) menjelaskan tentang cara penggunaan kondom yang baik dan benar sehingga “sarung karet” ini dapat melaksanakan tugas mulianya. Pastinya dan saya yakin, sudah banyak orang yang tahu bagaimana cara menggunakan kondom dengan baik dan benar. Tapi demi menghormati saran teman yang sudah memberi masukan dan juga sekedar berbagi info untuk para pembaca yang mungkin belum banyak mengetahui tentang hal ini (wah mungkin terlalu polos orangnya). Bentuk kondom pada umumnya sama, yaitu berbentuk seperti tabung yang terbuat dari karet yang elastis. Efektifitas dari pemakaian kondom ini akan tinggi dan tugas sarung akan berhasil dilaksanakan apabila para pengguna kondom dapat menggunakannya dengan baik dan benar. 

Secara garis besar, ada dua jenis kondom yang dijual, yaitu kondom yang dipakai oleh pria (ini yang lazim dan paling sering digunakan) dan ada juga kondom yang dipakai oleh wanita. Oke, saya langsung saja mulai dari kondom yang digunakan oleh pria. Kondom untuk pria paling sering kita jumpai dan paling banyak dipakai oleh masyarakat. Adapun tahapan dari cara pemakaian kondom untuk pria adalah,
Tahap 1. 

Sebelum memakai kondom, pastikan Mr. P anda harus ereksi dengan maksimal. Kalau belum ereksi maksimal, maka ditakutkan kondom bisa lepas dan tidak bisa bertugas dengan baik saat “bertarung”. Hal ini karena diameter dan panjang Mr. P sebelum dan saat ereksi tentu (sangat) berbeda (bahkan mungkin ada cowok yang iseng ngukur seberapa besar perubahannya dengan penggaris, hehehe).
Tahap 2.

Buka kemasan kondom secara hati hati, dengan cara merobek tepi dari bungkusan kondom. Hindari merobek bungkus kondom dengan menggunakan pisau, gunting (dan sejenisnya) untuk menghindari kondom robek dan tersayat. Hindari juga mumbuka kemasan dengan cara menggigit bungkusan untuk mengantisipasi kondom tergigit dan akhirnya berlubang.

Tahap 3.

Sebelum kondom digulungkan di Mr. P, tekan ujung kondom dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk untuk menghindari udara masuk kedalam kondom. Selain itu, pastikan juga gulungan kondom sudah menghadap keluar (kalau menghadap kedalam, ya bagaimana cara menggulungnya. Wakakaka).

Tahap 4.

Setelah dipastikan tidak ada udara yang tertinggal di dalam kondom, tarik gulungan kondom ke arah pangkal Mr P sejauh mungkin. Maksudnya, gulungan kondom dibuka sepanjang mungkin, hingga (kalau bisa) menutupi batang dari Mr P hingga ke pangkalnya. Selama melakukan hubungan badan, perhatikan posisi kondom agar tidak berubah. Bila kondom menggulung kembali, tarik gulungannya ke arah pangkal dari Mr P.

Tahap 5.

Setelah ejakulasi, lepaskan kondom saat Mr P masih ereksi. Hindari membiarkan Mr P mengecil di dalam rongga Miss V dengan kondom yang masih terpasang untuk menghindari tertinggalnya kondom di dalam rongga Miss V (nah lo, keasyikan to ye). Tetap jaga Mr P dan kondom bekas dari pasangan agan agan sekalian agar tidak terjadi kontak langsung. Jaga dan usahakan agar sperma tidak tumpah dan tercecer (kalo ampe tercecer, keliatan banget joroknya)

Tahap 6.

Ikat pangkal kondom dan buang kondom bekas di tempat sampah. Jangan membuang kondom di toilet (untuk menghindari toilet mampet). Jangan juga membuang kondom bekas sembarangan.



Nah itu dia tata cara penggunaan kondom untuk pria. Bagaimana dengan kondom yang digunakan untuk wanita? Apakah berbeda? Jelas berbeda. 

Kondom wanita diciptakan memang khusus untuk wanita. Kondom wanita memiliki 2 ujung dimana salah satu ujungnya yang akan dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung ke arah luar yang terbuka. Adapun cara pemakaian kondom wanita yaitu,

Tahap 1.

Buka kemasan kondom dengan hati hati (penjelasannya sama dengan poin tahap 2 di atas)

Tahap 2.

Sebelum melakukan hubungan badan, harap perhatikan bentuk dari kondom wanita. Kondom pada wanita mempunyai ring yang lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk bagian dalam.

Tahap 3.

Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan menggunakan ibu jari pada salah satu sisi ring dan jari telunjuk pada sisi ring yang berseberangan, kemudian jepit ring hingga ring berbentuk lonjong.

Tahap 4.

Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok maupun dengan berbaring.

Tahap 5.


Masukkan inner ring ke dalam Miss V dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke dalam Miss V, gunakan jari telunjuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam Miss V. Dorong sejauh mungkin. Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang lebih besar) tetap berada di luar.

Tahap 6.


Berikan sedikit pelumas pada Mr P atau bagian dalam kondom. Bantu Mr P masuk ke dalam kondom. Harap diperhatikan komposisi pelumas yang akan digunakan, karena dapat mempengaruhi kekuatan dan elastisitas daro kondom.

Tahap 7.

Setelah selesai berhubungan badan, segera keluarkan kondom secara hati hati dengan memutar bagian outer ring untuk menjaga sperma yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat yang aman. Jangan buang kondom bekas di toilet.


Hahahaha. Gimana menurut agan agan? Udah pada ngerti kan. Pastinya udah ngerti. Okeh, mumpung saya lagi bersemangat, saya kasi bonus info untuk agan agan. Info berikutnya yang akan saya jadikan bonus adalah cara memilih dan menyimpan kondom. Wah ada ada aja nih. Eits, tunggu dulu. Agar penggunaan kondom lebih efektif, pemilihan kondom juga harus diperhatikan. Hal yang perlu diperhatikan yang pertama adalah kondom yang tipis tidak selalu yang terbaik. Banyak orang yang memilih kondom tipis untuk pertimbangan kenyamanan dan kepuasan. Tetapi ternyata kondom ukuran standar yang tidak terlalu tebal maupun terlalu tipis, menurut riset dari beberapa produsen kondom, tetap dapat memberikan kenikmatan tambahan dengan stimulasi ekstra. Ukuran dan lebar kondom juga hendaknya diperhatikan. Ukuran yang tepat penting untuk kenyamanan pada saat bercinta. Jangan hanya melihat panjang kondom saja, ukuran lebar juga perlu diperhatikan agar bisa memberikan kenyamanan pada alat kelamin pria saat bercinta J.
Sebaiknya hindari juga kondom yang mengandung cairan penurun sensitivitas. Beberapa perusahaan kondom biasanya membuat kondom yang mengandung cairan penurun sensitivitas yang terbuat dari bahan tertentu  dalam pelumas buatannya. Kondom-kondom ini dibuat dengan tujuan agar waktu bercinta Anda menjadi lebih lama. Hal inilah yang membuat Mr P menjadi mati rasa dan mengurangi sensasi. Hal yang paling penting, harus diperhatikan reaksi tubuh terhadap kondom yang digunakan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa orang yang mempunyai alergi terhadap lateks yang merupakan bahan dasar pembuatan kondom. Pilih solusi lain, yaitu kondom yang bukan terbuat dari lateks, tetapi dari bahan lainnya. Tapi bila alergi masih terjadi, segera konsultasikan ke dokter.
Adapun cara penyimpanan kondom yang benar adalah kondom harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering, tidak terkena matahari langsung, seperti dalam laci atau lemari atau di tempat yang bersuhu tinggi. Suhu yang panas akan membuat lateks lengket (seperti balon tua). Jadi, jangan disimpan di tempat yang terkena panas baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya jangan menyimpan kondom di laci mobil atau juga di dalam dompet.
Akhir kata, satu hal yang sangat penting tentang penggunaan kondom, gunakan kondom SEBELUM dan SELAMA berhubungan badan (semua juga udah pada tau, koplak). Apapun yang anda lakukan, ingatlah untuk selalu mengutamakan “keamanan yang pertama”.