Kamis, 23 Februari 2012

Keputihan, apa ya itu???




Oooooaaaaahhhhhheeeeeeeeemmmmm…..
Hai para pembaca yang budiman, setelah mengalami hibernasi sekian lama, dalam kesempatan kali ini, saya akan membahas sedikit tentang keputihan. Topik ini saya angkat sesuai dengan permintaan dari salah seorang rekan saya (mereknya disensor), agar membahas tentang topik kesehatan reproduksi wanita. Setelah berpikir sejenak dengan memutar otak 180 derajat, maka dalam tulisan kali ini, saya mengangkat tentang keputihan.
Masalah keputihan sejak jaman bahula dulu sudah menjadi persoalan bagi para kaum hawa. Berbagai reaksi wanita bila dirinya terkena keputihan. Ada yang cuek saja dan mengganggap enteng, tetapi ada juga yang serius menanggapi masalah yang satu ini. Keputihan yang dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia. Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya sekali seumur hidupnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya.
Keputihan secara garis besar dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu keputihan yang normal (fisiologis) dan keputihan yang abnormal (patologis). Bila pada wanita terjadi keputihan yang normal, maka cairan yang keluar itu tidak berwarna (bening), tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal. Penyebab dari keputihan yang fisiologis ini ada beberapa yaitu, menstruasi (muncul sebelum dan sesudahnya), pada saat wanita tersebut terangsang secara seksual, saat sedang stress, dan dapat terjadi pada remaja putri yang sedang pubertas. Jumlah cairan yang keluar bisa saja hanya sedikit, tetapi tak jarang juga cukup banyak. Namun, untuk keputihan yang fisiologis ini dapat hilang dengan sendirinya,bila faktor pencetusnya telah hilang.
Untuk keputihan yang bersifat abnormal, maka ciri-cirinya adalah kebalikan dari yang diatas. Cairan yang keluar dapat berbagai warna, bisa kuning, putih, bisa juga berwarna kehijauan. Cairan yang keluar juga berbau, serta dapat menimbulkan rasa gatal dan rasa yang tidak nyaman bagi penderita. Cairan yang keluar juga lebih kental dan lebih banyak. Keputihan jenis inilah yang tidak boleh di anggap remeh dan segera mungkin mendapatkan penanganan untuk menghindari hal-hal yang lebih fatal.
Keputihan yang abnormal ini disebabkan oleh infeksi. Infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Jika tidak segera ditangani infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil. Dari jenis cairan yang keluar, terkadang kita dapat menilai apa kira-kira penyebab dari keputihan tersebut. Misalnya saja jika cairan yang keluar kental, berwana kuning kehijauan dan bernanah, dapat diperkirakan disebabkan karena infeksi dari bakteri penyebab kencing nanah. Jika cairan yang keluar banyak berupa cairan encer berwarna kuning kelabu diperkirakan disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Dan bila keputihan disertai dengan bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
Adapun penyebab keputihan baik langsung maupun tidak langsung yaitu:
  1. Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
  2. Sering menggunakan WC umum yg kotor
  3. Tidak mengganti panty liner
  4. Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
  5. Sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain
  6. Kurang menjaga kebersihan vagina
  7. Kelelahan
  8. Stress
  9. Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
  10. Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
  11. Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
  12. Tinggal di daerah tropis yang lembap
  13. Lingkungan sanitasi yang kotor.
  14. Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
  15. Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
  16. Kadar gula darah tinggi
  17. Hormon yang tidak seimbang
  18. Sering menggaruk vagina
Pencegahan keputihan itu sendiri adalah dengan menjaga kebersihan organ reproduksi itu sendiri, termasuk kebersihan pakaian yang dipakai dan pemilihan bahan pakaian dalam. Hal ini disebabkan perbedaan daya serap keringat oleh berbagai bahan utama pakaian. Misalnya pakaian dengan bahan utama katun menyerap keringat lebih baik dari yang berbahan nilon. Berikut ini adalah tips lain yang dapat mencegah keputihan pada wanita.
- Membersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak menggangu kestabilan pH di daerah sekitar organ kewanitaan.
-  Hindari penggunaan bedak pada sekitar organ kewanitaan. Dalam satu sumber yang saya baca, ternyata ada salah satu kasus wanita yang memakai bedak pada daerah kewanitaannya dengan tujuan agar harum dan kering sepanjang hari. Ternyata, bedak memiliki partikel halus yang mudah terselip. Inilah yang akhirnya dapat menjadi tempat bersarangnya jamur dan bakteri ditempat itu.
-    Selalu keringkan bagian kewanitaan dan sekitarnya sebelum berpakaian.
-  Menggunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah dan lembab, usahakan cepat diganti dengan yang kering dan bersih.
-  Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Kain berbahan jeans memiliki poro-pori yang sangat rapat. Pilihlah pakaian berbahan non jeans agar sirkulasi udara disekitar daerah kewanitaan dapat terjaga.
-    Bila sedang haid, dianjurkan lebih sering berganti pembalut.
Bila terjadi keputihan yang bersifat abnormal (ataupun fisiologis dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama), dianjurkan segera memeriksakan diri. Hendaknya hindari mengobati diri sendiri (bagi masyarakat awam) agar dapat memperoleh pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Dengan demikian, diharapkan dapar terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut. Komplikasi dari keputihan bila tidak segera diobati ataupun sudah diobati namun tidak tuntas adalah infeksi dapat menjalar masuk ke rongga rahim, kemudian ke saluran telur atau bahkan sampai mengenai indung telur dan rongga panggul. Dan menurut sumber yang saya baca, tak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronik (bertahun-tahun) dapat menjadi steril atau mandul.
Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar