Oooooaaaaahhhhhheeeeeeeeemmmmm…..
Hai
para pembaca yang budiman, setelah mengalami hibernasi sekian lama, dalam
kesempatan kali ini, saya akan membahas sedikit tentang keputihan. Topik ini
saya angkat sesuai dengan permintaan dari salah seorang rekan saya (mereknya
disensor), agar membahas tentang topik kesehatan reproduksi wanita. Setelah
berpikir sejenak dengan memutar otak 180 derajat, maka dalam tulisan kali ini,
saya mengangkat tentang keputihan.
Masalah keputihan sejak jaman bahula dulu sudah
menjadi persoalan bagi para kaum hawa. Berbagai reaksi wanita bila dirinya
terkena keputihan. Ada yang cuek saja dan mengganggap enteng, tetapi ada juga
yang serius menanggapi masalah yang satu ini. Keputihan yang dalam istilah
medis disebut fluor albus atau leucorrhoea merupakan cairan yang keluar
dari vagina. Keputihan dapat terjadi pada setiap wanita, tanpa memandang usia.
Tiga per empat wanita di dunia diperkirakan mengalami keputihan setidaknya
sekali seumur hidupnya. Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan selama masa
kehamilannya.
Keputihan secara garis besar dibedakan menjadi 2
bagian, yaitu keputihan yang normal (fisiologis) dan keputihan yang abnormal
(patologis). Bila pada wanita terjadi keputihan yang normal, maka cairan yang
keluar itu tidak berwarna (bening), tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa
gatal. Penyebab dari keputihan yang fisiologis ini ada beberapa yaitu,
menstruasi (muncul sebelum dan sesudahnya), pada saat wanita tersebut
terangsang secara seksual, saat sedang stress, dan dapat terjadi pada remaja
putri yang sedang pubertas. Jumlah cairan yang keluar bisa saja hanya sedikit,
tetapi tak jarang juga cukup banyak. Namun, untuk keputihan yang fisiologis ini
dapat hilang dengan sendirinya,bila faktor pencetusnya telah hilang.
Untuk keputihan yang bersifat abnormal, maka
ciri-cirinya adalah kebalikan dari yang diatas. Cairan yang keluar dapat
berbagai warna, bisa kuning, putih, bisa juga berwarna kehijauan. Cairan yang
keluar juga berbau, serta dapat menimbulkan rasa gatal dan rasa yang tidak
nyaman bagi penderita. Cairan yang keluar juga lebih kental dan lebih banyak. Keputihan
jenis inilah yang tidak boleh di anggap remeh dan segera mungkin mendapatkan
penanganan untuk menghindari hal-hal yang lebih fatal.
Keputihan yang abnormal ini disebabkan
oleh infeksi. Infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering
menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit.
Jika tidak segera ditangani infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan
peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si
penderita buang air kecil. Dari jenis cairan yang keluar, terkadang kita dapat
menilai apa kira-kira penyebab dari keputihan tersebut. Misalnya saja jika
cairan yang keluar kental, berwana kuning kehijauan dan bernanah, dapat
diperkirakan disebabkan karena infeksi dari bakteri penyebab kencing nanah.
Jika cairan yang keluar banyak berupa cairan encer berwarna kuning kelabu
diperkirakan disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis. Dan bila keputihan disertai dengan bau
busuk dapat disebabkan oleh kanker.
Adapun penyebab keputihan baik langsung maupun
tidak langsung yaitu:
- Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
- Sering menggunakan WC umum yg kotor
- Tidak mengganti panty liner
- Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
- Sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain
- Kurang menjaga kebersihan vagina
- Kelelahan
- Stress
- Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
- Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
- Tidak menjalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
- Tinggal di daerah tropis yang lembap
- Lingkungan sanitasi yang kotor.
- Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
- Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
- Kadar gula darah tinggi
- Hormon yang tidak seimbang
- Sering menggaruk vagina
Pencegahan
keputihan itu sendiri adalah dengan menjaga kebersihan organ reproduksi itu
sendiri, termasuk kebersihan pakaian yang dipakai dan pemilihan bahan pakaian
dalam. Hal ini disebabkan perbedaan daya serap keringat oleh berbagai bahan
utama pakaian. Misalnya pakaian dengan bahan utama katun menyerap keringat
lebih baik dari yang berbahan nilon. Berikut ini adalah tips lain yang dapat
mencegah keputihan pada wanita.
- Membersihkan organ intim dengan
pembersih yang tidak menggangu kestabilan pH di daerah sekitar organ
kewanitaan.
- Hindari penggunaan bedak pada
sekitar organ kewanitaan. Dalam satu sumber yang saya baca, ternyata ada salah
satu kasus wanita yang memakai bedak pada daerah kewanitaannya dengan tujuan
agar harum dan kering sepanjang hari. Ternyata, bedak memiliki partikel halus
yang mudah terselip. Inilah yang akhirnya dapat menjadi tempat bersarangnya
jamur dan bakteri ditempat itu.
- Selalu keringkan bagian kewanitaan
dan sekitarnya sebelum berpakaian.
- Menggunakan celana dalam yang
kering. Seandainya basah dan lembab, usahakan cepat diganti dengan yang kering
dan bersih.
- Pakaian luar juga perlu
diperhatikan. Kain berbahan jeans memiliki poro-pori yang sangat rapat. Pilihlah
pakaian berbahan non jeans agar sirkulasi udara disekitar daerah kewanitaan
dapat terjaga.
- Bila sedang haid, dianjurkan lebih
sering berganti pembalut.
Bila
terjadi keputihan yang bersifat abnormal (ataupun fisiologis dalam jumlah
banyak dan dalam jangka waktu yang lama), dianjurkan segera memeriksakan diri.
Hendaknya hindari mengobati diri sendiri (bagi masyarakat awam) agar dapat
memperoleh pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Dengan demikian,
diharapkan dapar terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut. Komplikasi dari
keputihan bila tidak segera diobati ataupun sudah diobati namun tidak tuntas
adalah infeksi dapat menjalar masuk ke rongga rahim, kemudian ke saluran telur
atau bahkan sampai mengenai indung telur dan rongga panggul. Dan menurut sumber
yang saya baca, tak jarang wanita yang menderita keputihan yang kronik
(bertahun-tahun) dapat menjadi steril atau mandul.
Dari
berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar