Rabu, 16 Januari 2013

Mengenal Kanker Serviks



Selamat malam agan-agan semuanya, pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit membahas tentang pembunuh kaum wanita nomor 1 di Indonesia, yaitu kanker serviks atau kanker leher rahim. Seseram itukah kanker ini? Mari kita simak sedikit ulasan tentng kanker ini 

Menurut buku anatomi manusia dan menurut pengertian katanya, leher rahim adalah bagian bawah rahim (uterus) yang meluas sedikit ke bagian atas vagina. Serviks sering disebut leher rahim. Sebuah lorong sempit yang disebut kanalis servikalis (endoserviks atau kanal) berawal dari vagina ke bagian dalam rahim. Hal ini biasanya tetap tertutup rapat, namun memungkinkan darah mengalir keluar dari rahim selama periode, dan sperma melakukan perjalanan didalam pada saat berhubungan seks. Ini membuka sangat lebar selama persalinan ketika anda memiliki bayi. Permukaan serviks ditutupi dengan kulit seperti sel. Ada juga beberapa kelenjar kecil pada lapisan saluran leher rahim yang membuat lendir.
Nah, sekarang kira-kira apa itu arti dari kata kanker? Mungkin beberapa orang membuat guyonan dengan menggunakan kata kanker ini dengan mengartikannya dengan kantong kering. Tapi dalam dunia medis, kata kanker memili arti yang berbeda dengan guyonan pasaran diatas. Kanker adalah suatu pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel dalam tubuh. Tubuh terdiri dari jutaan sel kecil. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh, dan ada berbagai jenis kanker yang timbul dari berbagai jenis sel. Apa semua jenis kanker memiliki kesamaan adalah bahwa sel-sel kanker tidak normal dan berkembang biak tak terkendali.
Sebuah tumor ganas adalah benjolan atau pertumbuhan jaringan terdiri dari sel-sel kanker yang terus berkembang biak. Tumor-tumor ganas menyerang ke jaringan di dekatnya dan organ, yang dapat menyebabkan kerusakan. Tumor-tumor ganas juga bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh. Ini terjadi jika beberapa sel putus dari tumor (primer) pertama dan dapat menyebar melalui saluran aliran darah atau getah bening ke bagian lain dari tubuh. Kelompok-kelompok kecil sel kemudian dapat berkembang biak untuk membentuk tumor sekunder (metastasis) dalam satu atau lebih bagian tubuh. Tumor sekunder kemudian dapat tumbuh, menyerang dan merusak jaringan di sekitarnya, dan menyebar lagi.
Itu dia sedikit pengertian tentang kanker, selanjutnya mari kita masuk topik utama saat ini, yaitu kanker serviks. Kanker serviks adalah suatu kanker yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Diawali dengan beberapa sel yang berubah dari normal menjadi sel-sel pra-kanker (sel pelopor) dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan dalam istilah medis disebut dengan displasia. Kanker serviks ada 2 jenis utama. Pertama adalah sel kanker serviks skuamosa yang merupakan jenis kanker serviks yang paling umum. Ini berkembang dari sebuah sel kulit seperti (sel skuamosa) yang menutupi leher rahim yang menjadi kanker. Jenis lain dari kanker serviks adalah adenokarsinoma yang merupakan jenis yang kurang umum. Kanker jenis ini berkembang dari sebuah sel kelenjar (sel yang membuat lendir) di dalam saluran leher rahim yang menjadi kanker.
Tentu saja agan-agan bertanya, apa sih penyebab dari kanker serviks itu? Pra-kanker awal kelainan sel leher rahim biasanya disebabkan oleh infeksi sebelumnya dengan human papillomavirus (HPV). Virus jenis ini biasanya menyebabkan suatu penyakit yang lebih sering dikenal dengan nama kutil. Tentu saja hal ini bukan satu-satunya faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Beberapa faktor yang berpengaruh adalah merokok dimana wanita yang merokok dua kali lebih mungkin mendapat kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak. Rokok mengandung banyak zat racun/kimia yang dapat menyebabkan kanker paru. Zat-zat berbahaya ini dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh tubuh ke organ lain juga. Produk sampingan (by-products) rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari para wanita perokok. Infeksi bakteri klamidia juga menurut riset ikut berpengaruh. Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks. Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks meningkat sejalan dengan semakin lama wanita tersebut menggunakan pil kontrasepsi tersebut dan cenderung menurun pada saat pil di-stop. Memiliki banyak anak, hamil pada usia muda (<17 tahun), hubungan seksual terlalu dini, dan riwayat keluarga yang pernah menderita kanker serviks merupakan hal lain yang turut serta meramaikan potensi terjadinya kanker serviks.
Bagaimana cara mendeteksi dini untuk kanker serviks? Untuk mendeteksi dini adanya kanker serviks adalah dilakukannya pemeriksaan pap smear. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim). Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan rasa sakit. Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan. Jenis pemeriksaan pap smear adalah Test Pap smear konvensional, Thin prep Pap, dan Thin prep plus test HPV DNA yang dilakukan bila hasil test Pap smear kurang baik. Sampel diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.
Adapun panduan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks menurut ACOG (American Congress of Obstetricians and Gynecologists) tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1-  Skrining kanker servik harus dimulai pada usia 21 tahun. Skrining sebelum usia 21 harus dihindari karena dapat menyebabkan evaluasi dan perlakuan yang tidak perlu dan berbahaya bagi wanita berisiko kanker sangat rendah.
2-  Test Pap Smear dianjurkan setiap 2 tahun sekali bagi wanita berusia 21 - 29 tahun.
3-  Wanita berusia 30 tahun dan lebih tua yang telah tiga kali (3x) berturut-turut hasil test Pap Smear-nya negatif dan yang tidak memiliki riwayat CIN 2 atau CIN 3, tidak terinfeksi HIV, tidak memiliki masalah dengan kekebalan tubuh, dan tidak terkena dietilstilbestrol dalam rahim, dapat memperpanjang interval antara test Pap Smear menjadi setiap 3 tahun.
4-  Metode Pap Smear konvensional atau Sitologi Berbasis Cairan, dapat digunakan pada wanita yang telah mengalami total histerektomi (operasi pengangkatan rahim), untuk tumor rahim jinak dan tidak memiliki riwayat CIN bermutu tinggi, tes Pap Smear rutin harus dihentikan.
5-  Kombinasi test Pap Smear dengan test HPV DNA adalah skrining yang sesuai untuk wanita berusia lebih tua dari 30 tahun. Setiap wanita berisiko rendah, yang berusia 30 tahun atau lebih, dan yang menerima hasil tes negatif pada kedua skrining diatas, harus melakukan skrining kembali, tapi tidak lebih cepat dari 3 tahun kemudian.
6- Karena kanker servik berkembang perlahan-lahan dan faktor risiko menurun dengan bertambahnya usia, adalah wajar untuk menghentikan skrining kanker servik pada wanita berusia antara 65-70 tahun, yang memiliki tiga atau lebih hasil tes Pap Smear negatif secara berurutan dan tidak ada hasil tes Pap Smear abnormal dalam 10 tahun terakhir.
7- Wanita yang dimasa lalu memiliki pengobatan untuk CIN 2/CIN 3, atau kanker servik tetap berisiko kanker servik selama paling sedikit 20 tahun setelah pengobatan dan setelah melewati masa pengamatan awal, dan harus terus memiliki skrining tahunan untuk paling sedikit 20 tahun ke depan.
8- Wanita yang telah menerima imunisasi atas virus HPV-16 dan HPV-18, tetap harus melakukan uji skrining kanker servik sebagaimana diatas
 Stadium kanker adalah cara bagi paramedis untuk merangkum seberapa jauh kanker telah menyebar. Ada 2 sistem yang digunakan pada umumnya untuk memetakan stadium kanker serviks, yaitu sistem FIGO (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri) dan sistem TNM Kanker, keduanya sangat mirip. Kedua pemetaan ini mengelompokkan kanker serviks berdasarkan 3 faktor: ukuran/besar tumor (T), apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening (N) dan apakah telah menyebar ke tempat jauh (M).
Dalam sistem AJCC, stadium menggunakan angka Romawi 0 s/d IV (0-4). Secara umum, angka yang lebih rendah menunjukkan semakin kecil kemungkinan kanker telah menyebar. Angka yang lebih tinggi, seperti stadium IV (4) menunjukkan kanker yang lebih serius.
  • Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya ditemukan di lapisan terdalam leher rahim
  • Stadium I: kanker ditemukan pada leher rahim saja.
  • Stadium II: kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke dinding panggul atau sepertiga bagian bawah vagina.
  • Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke dinding panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi
  • Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru, tulang, hati, dll)
Bila seorang wanita telah didiagnosa menderita kanker serviks, bagaimana penanganannya? Ada tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan. Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks memiliki aturan yaitu bila ukuran tumor < 4cm maka dilakukan  radikal histerektomi ataupun radioterapi dengan atau tanpa kemo, namun bila ukuran tumor >4cm maka akan dilakukan radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi. Selanjutnya, bila kanker sudah masuk kedalam stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.  Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif. Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.


Nb: Dari berbagai sumber.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar