Selamat malam agan-agan semuanya, pada kesempatan
kali ini saya ingin sedikit membahas tentang pembunuh kaum wanita nomor 1 di
Indonesia, yaitu kanker serviks atau kanker leher rahim. Seseram itukah kanker
ini? Mari kita simak sedikit ulasan tentng kanker ini
Menurut
buku anatomi manusia dan menurut pengertian katanya, leher rahim adalah bagian
bawah rahim (uterus) yang meluas sedikit ke bagian atas vagina. Serviks sering
disebut leher rahim. Sebuah lorong sempit yang disebut kanalis servikalis
(endoserviks atau kanal) berawal dari vagina ke bagian dalam rahim. Hal ini
biasanya tetap tertutup rapat, namun memungkinkan darah mengalir keluar dari
rahim selama periode, dan sperma melakukan perjalanan didalam pada saat
berhubungan seks. Ini membuka sangat lebar selama persalinan ketika anda
memiliki bayi. Permukaan serviks ditutupi dengan kulit seperti sel. Ada juga
beberapa kelenjar kecil pada lapisan saluran leher rahim yang membuat lendir.
Nah, sekarang kira-kira apa itu arti dari kata
kanker? Mungkin beberapa orang membuat guyonan dengan menggunakan kata kanker
ini dengan mengartikannya dengan kantong kering. Tapi dalam dunia medis, kata
kanker memili arti yang berbeda dengan guyonan pasaran diatas. Kanker adalah suatu pertumbuhan yang tidak normal dari
sel-sel dalam tubuh. Tubuh terdiri dari jutaan sel kecil. Ada berbagai jenis
sel dalam tubuh, dan ada berbagai jenis kanker yang timbul dari berbagai jenis
sel. Apa semua jenis kanker memiliki kesamaan adalah bahwa sel-sel kanker tidak
normal dan berkembang biak tak terkendali.
Sebuah
tumor ganas adalah benjolan atau pertumbuhan jaringan terdiri dari sel-sel
kanker yang terus berkembang biak. Tumor-tumor ganas menyerang ke jaringan di
dekatnya dan organ, yang dapat menyebabkan kerusakan. Tumor-tumor ganas juga
bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh. Ini terjadi jika beberapa sel putus
dari tumor (primer) pertama dan dapat menyebar melalui saluran aliran darah
atau getah bening ke bagian lain dari tubuh. Kelompok-kelompok kecil sel
kemudian dapat berkembang biak untuk membentuk tumor sekunder (metastasis)
dalam satu atau lebih bagian tubuh. Tumor sekunder kemudian dapat tumbuh,
menyerang dan merusak jaringan di sekitarnya, dan menyebar lagi.
Itu dia sedikit pengertian tentang kanker,
selanjutnya mari kita masuk topik utama saat ini, yaitu kanker serviks. Kanker serviks
adalah suatu kanker yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks terbentuk
sangat perlahan. Diawali dengan beberapa sel yang berubah dari normal menjadi
sel-sel pra-kanker (sel pelopor) dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat
terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan dalam
istilah medis disebut dengan displasia. Kanker serviks ada 2 jenis utama. Pertama
adalah sel kanker serviks skuamosa yang
merupakan jenis kanker serviks yang paling umum. Ini berkembang dari sebuah sel
kulit seperti (sel skuamosa) yang menutupi leher rahim yang menjadi kanker. Jenis
lain dari kanker serviks adalah adenokarsinoma yang merupakan jenis yang kurang
umum. Kanker jenis ini berkembang dari sebuah sel kelenjar (sel yang membuat
lendir) di dalam saluran leher rahim yang menjadi kanker.
Tentu
saja agan-agan bertanya, apa sih penyebab dari kanker serviks itu? Pra-kanker
awal kelainan sel leher rahim biasanya disebabkan oleh infeksi sebelumnya
dengan human papillomavirus (HPV). Virus jenis ini biasanya menyebabkan suatu
penyakit yang lebih sering dikenal dengan nama kutil. Tentu saja hal ini bukan
satu-satunya faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Beberapa faktor
yang berpengaruh adalah merokok dimana wanita yang merokok dua kali lebih
mungkin mendapat kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak. Rokok
mengandung banyak zat racun/kimia yang dapat menyebabkan kanker paru. Zat-zat
berbahaya ini dibawa ke dalam aliran darah ke seluruh tubuh ke organ lain juga.
Produk sampingan (by-products) rokok seringkali ditemukan pada mukosa serviks dari
para wanita perokok. Infeksi bakteri klamidia juga menurut riset ikut
berpengaruh. Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker serviks. Riset menemukan bahwa resiko kanker serviks
meningkat sejalan dengan semakin lama wanita tersebut menggunakan pil
kontrasepsi tersebut dan cenderung menurun pada saat pil di-stop. Memiliki banyak
anak, hamil pada usia muda (<17 tahun), hubungan seksual terlalu dini, dan
riwayat keluarga yang pernah menderita kanker serviks merupakan hal lain yang
turut serta meramaikan potensi terjadinya kanker serviks.
Bagaimana cara mendeteksi dini untuk kanker
serviks? Untuk mendeteksi dini adanya kanker serviks adalah dilakukannya
pemeriksaan pap smear. Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi,
radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim). Test Pap smear dapat
dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium terdekat.
Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan
rasa sakit. Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid
ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3
hari sebelum pemeriksaan. Jenis pemeriksaan pap smear adalah Test Pap smear konvensional,
Thin prep Pap, dan Thin prep plus test HPV DNA yang dilakukan bila hasil test
Pap smear kurang baik. Sampel diperiksa apakah mengandung DNA virus HPV.
Adapun panduan untuk melakukan deteksi dini
kanker serviks menurut ACOG (American Congress of Obstetricians and
Gynecologists) tahun 2010 adalah sebagai berikut:
1- Skrining kanker servik harus dimulai
pada usia 21 tahun. Skrining sebelum usia 21 harus dihindari karena dapat
menyebabkan evaluasi dan perlakuan yang tidak perlu dan berbahaya bagi wanita
berisiko kanker sangat rendah.
2- Test Pap Smear dianjurkan setiap 2 tahun
sekali bagi wanita berusia 21 - 29 tahun.
3- Wanita berusia 30 tahun dan lebih tua
yang telah tiga kali (3x) berturut-turut hasil test Pap Smear-nya negatif dan
yang tidak memiliki riwayat CIN 2 atau CIN 3, tidak terinfeksi HIV, tidak
memiliki masalah dengan kekebalan tubuh, dan tidak terkena dietilstilbestrol
dalam rahim, dapat memperpanjang interval antara test Pap Smear menjadi setiap
3 tahun.
4- Metode Pap Smear konvensional atau
Sitologi Berbasis Cairan, dapat digunakan pada wanita yang telah mengalami total
histerektomi (operasi pengangkatan rahim), untuk tumor rahim jinak dan tidak
memiliki riwayat CIN bermutu tinggi, tes Pap Smear rutin harus dihentikan.
5- Kombinasi test Pap Smear dengan test HPV
DNA adalah skrining yang sesuai untuk wanita berusia lebih tua dari 30 tahun.
Setiap wanita berisiko rendah, yang berusia 30 tahun atau lebih, dan yang
menerima hasil tes negatif pada kedua skrining diatas, harus melakukan skrining
kembali, tapi tidak lebih cepat dari 3 tahun kemudian.
6- Karena kanker servik berkembang
perlahan-lahan dan faktor risiko menurun dengan bertambahnya usia, adalah wajar
untuk menghentikan skrining kanker servik pada wanita berusia antara 65-70
tahun, yang memiliki tiga atau lebih hasil tes Pap Smear negatif secara
berurutan dan tidak ada hasil tes Pap Smear abnormal dalam 10 tahun terakhir.
7- Wanita yang dimasa lalu memiliki
pengobatan untuk CIN 2/CIN 3, atau kanker servik tetap berisiko kanker servik
selama paling sedikit 20 tahun setelah pengobatan dan setelah melewati masa pengamatan
awal, dan harus terus memiliki skrining tahunan untuk paling sedikit 20 tahun
ke depan.
8- Wanita yang telah menerima imunisasi
atas virus HPV-16 dan HPV-18, tetap harus melakukan uji skrining kanker servik
sebagaimana diatas
Stadium kanker adalah cara bagi
paramedis untuk merangkum seberapa jauh kanker telah menyebar. Ada 2 sistem
yang digunakan pada umumnya untuk memetakan stadium kanker serviks, yaitu
sistem FIGO (Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri) dan sistem TNM
Kanker, keduanya sangat mirip. Kedua pemetaan ini mengelompokkan kanker serviks
berdasarkan 3 faktor: ukuran/besar tumor (T), apakah kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening (N) dan apakah telah menyebar ke tempat jauh (M).
Dalam sistem AJCC, stadium
menggunakan angka Romawi 0 s/d IV (0-4). Secara umum, angka yang lebih rendah
menunjukkan semakin kecil kemungkinan kanker telah menyebar. Angka yang lebih
tinggi, seperti stadium IV (4) menunjukkan kanker yang lebih serius.
- Stadium 0 (Carsinoma in Situ): Sel-sel kanker serviks hanya ditemukan di lapisan terdalam leher rahim
- Stadium I: kanker ditemukan pada leher rahim saja.
- Stadium II: kanker telah menyebar di luar leher rahim tetapi tidak ke dinding panggul atau sepertiga bagian bawah vagina.
- Stadium III: kanker serviks telah menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke dinding panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi
- Stadium IV: kanker serviks telah menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru, tulang, hati, dll)
Bila
seorang wanita telah didiagnosa menderita kanker serviks, bagaimana
penanganannya? Ada tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah
operasi, radioterapi, dan kemoterapi. Stadium pra kanker hingga 1A biasanya
diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP
atau cone biopsy dapat menjadi pilihan. Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks
memiliki aturan yaitu bila ukuran tumor < 4cm maka dilakukan radikal histerektomi ataupun radioterapi
dengan atau tanpa kemo, namun bila ukuran tumor >4cm maka akan dilakukan radioterapi
dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo berbasis
cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi. Selanjutnya, bila kanker sudah masuk
kedalam stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo
berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat
mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin. Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya
pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel
kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal
ini disebut perawatan paliatif. Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada
keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara
keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk
mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif
lain dari penyakit Anda.
Nb: Dari berbagai sumber.